Jumat, 09 Oktober 2009

13P Marketing Mix

Tugas dari : Bu Hotniar Siringoringo

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran berbasis Web

NIM : 92208062

Nama : Lydia Salvina Helling

Kelas : 35-SIB


Tugas : Menerapkan Marketing Mix dalam pemasaran suatu produk/individu kepada konsumen/orang lain.


Kasus : Menerapkan Marketing Mix dalam pemasaran suatu produk fashion ( baju muslim/muslimah ) pada butik yang belum punya nama ( belum terkenal ) kepada masyarakat/konsumen.


4 variabel (4P) yang biasa digunakan pada Marketing Mix, yaitu :


1. Produk

barang/jasa yang ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan / kebutuhan.

Penerapan pada kasus :

Butik ini memproduksi pakaian-pakaian muslim/muslimah untuk konsumen dari mulai umur 1 tahun – diatas 50 tahun. Pakaian yang dihasilkan ada yang bersifat individu/personal, maupun bersifat grup/seragam.


2. Price / Harga

sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk.

Penerapan pada kasus :

Harga yang ditawarkan bersifat variatif tergantung model dan sifatnya ( personal ataukah grup ). Dikarenakan butik ini belum terkenal,maka harga yang ditawarkan relatif lebih murah dari butik-butik yang ternama. Harga berkisar dari Rp. 150.000 – Rp. 1.000.000.


3. Promotions/ Promosi

suatu kegiatan yang mengkomunikasikan produk/jasa dimana konsumen akan terpengaruh untuk membelinya.

Penerapan pada kasus :

Promosi yang dilakukan bisa dari ‘mulut ke mulut’ ataupun menggunakan media cetak,misalnya : brosur, katalog, iklan di surat kabar/tabloid/majalah. Promosi belum bisa dilakukan dengan media elektronik dikarenakan pertimbangan biaya untuk perusahaan butik yang belum terkenal ini. Setelah perusahaan berkembang, dimungkinkan untuk membuat iklan bagi media elektronik tersebut ( TV,radio, dll ).


4. Place / Lokasi

tempat dimana suatu perusahaan menyediakan produk/jasanya bagi konsumen.

Penerapan pada kasus :

Butik akan menyediakan produk fashion ini selain di rumah butik tersebut, juga akan mendistribusikannya ke mal-mal dengan membuka outlet/counter yang menampilkan produk-produk fashion dari butik tersebut.

Beberapa tambahan variabel bisa dimunculkan pada Marketing Mix, antara lain :


5. People / Manusia

manusia/ orang yang sangat memegang peranan penting dalam proses pemasaran produk/jasa.

Penerapan pada kasus :

Butik akan mempekerjakan beberapa SPG ( Sales Promotion Girl ) di outlet/counter/rumah butik miliknya. Selain SPG, dimungkinkan pula beberapa orang yang bisa melakukan analisa pasar terhadap trend fashion, kebutuhan konsumen dan beberapa faktor lainnya.


6. Process / Proses

suatu kegiatan untuk menghasilkan produk/jasa ataupun memasarkannya.

Penerapan pada kasus :

Proses yang terjadi adalah mulai dari pemesanan bahan baku, memproduksi barang setengah jadi hingga menjadi barang jadi/ produk fashion. Proses mendisain/merancang model fashion juga dilakukan oleh butik ini, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi konsumen untuk mendisain/merancang sendiri model dari produk fashion yang diinginkannya yang kemudian ide ini diberikan kepada butik tersebut, biasanya untuk produk yang sifatnya grup/seragam. Butik ini tidak menyediakan proses pengantaran barang sehingga konsumen bisa langsung membelinya di tempat-tempat yang sudah ditentukan ( outlet/counter/rumah butik ).


7. Packaging / Kemasan

kemasan/ penyajian bagi sebuah produk yang dihasilkan.

Penerapan pada kasus :

Agar terlihat menarik dan prestige ( keren ), maka produk fashion dikemas/dibungkus dalam suatu bentuk yang baik, misalnya dalam kotak ‘daur ulang’ yang diberi hiasan pita ataupun ornamen-ornamen lain. Pemilihan warna pada kotak ataupun plastik pembungkus juga mempengaruhi kesan dari produk tersebut. Pemilihan bentuk kemasan yang sederhana, unik dan cantik/menarik menjadi salah satu faktor physchologis bagi konsumen untuk membeli suatu produk.


8. Personal Interest / ketertarikan secara pribadi

perbedaan pemilihan seorang konsumen yang didasarkan atas pemilihan berdasarkan kualitas produk ataupun berdasarkan merk produk.

Penerapan pada kasus :

Dikarenakan butik ini belum terkenal,maka strategi yang dilakukan oleh bagian pemasaran adalah memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen. Diharapkan dengan produk fashion berkualitas yang diberikan, merk butik tersebut ikut terangkat/mulai dikenal luas. Sehingga ke depannya, konsumen tidak usah meragukan lagi kualitas dari produk fashion yang dihasilkan ketika ‘mendengar’ nama butik tersebut.


9. Public Commentary

pendapat konsumen terhadap suatu produk/jasa yang berguna bagi pengembangan produk/jasa.

Penerapan pada kasus :

Pihak butik dalam hal ini akan melakukan jajak pendapat kepada konsumen yang membeli/melihat produk fashionnya dengan tanya jawab langsung mengenai kepuasan, trend fashion ataupun model yang disukai atau tidak disukai konsumen terhadap produk fashion yang dihasilkan butik. Diusahakan pertanyaan bersifat non formal ( bukan kuisioner ), misalkan antara SPG dengan konsumen yang mengunjungi counter/outlet, antara pemilik butik dengan konsumen yang datang ke rumah butik. Public commentary bisa menjadi alat ukur keberhasilan suatu produk diterima/ tidak oleh konsumen.


10. Personalization

penggunaan media dalam proses pemasaran yang sifatnya lebih pribadi.

Penerapan pada kasus :

Butik juga melayani pemesanan lewat telephone dan on line ( via website ) asalkan data dan syarat-syarat yang ditentukan terpenuhi sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Dengan adanya brosur dan katalog, konsumen tidak perlu melihat secara langsung produk fashion sehingga menghemat waktu bagi konsumen.


11. Predictive Modeling

memperkirakan model dari produk/jasa apa yang akan trend di masa datang.

Penerapan pada kasus :

Ini adalah hasil/kesimpulan dari jajak pendapat yang dilakukan terhadap konsumen yang membeli ataupun hanya sekedar melihat terhadap produk fashion yang dihasilkan butik. Analisa pasar juga bisa disatukan terhadap hasil jajak pendapat ini sehingga butik bisa memperkirakan produk-produk fashion apa yang bisa laku terjual pada masa ke depannya. Biasanya untuk produk fashion muslim/muslimah punya ‘musim’ tertentu dalam pemasarannya, misalkan : menjelang Ramadhan, Idul Fitri , pernikahan Islami, dll.


12. Perseverance

berpikir positif ketika menghadapi tantangan dan hambatan karena hanya orang-orang yang optimis yang akan bisa membalikkan keadaan krisis menjadi suatu peluang.

Penerapan pada kasus :

Dikarenakan butik ini belum terkenal, maka usaha pemasaran haruslah kuat dan berkesinambungan untuk merebut perhatian konsumen yang saat ini mempunyai berbagai macam pilihan produk fashion,khususnya produk fashion muslim/muslimah yang hanya mencakup wilayah/segmen terbatas. Kerja keras,kegigihan dan inovasi sangat memegang peranan penting dalam proses pemasaran tanpa harus mengindahkan cara-cara yang legal.


13. Persuasive

komunikasi yang bertujuan untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penerapan pada kasus :

Butik yang belum terkenal,biasanya akan melayani konsumen-konsumen ‘awal’ mereka dengan memuaskan. Ini akan mempengaruhi sikap konsumen yang tadinya hanya melihat-lihat produk saja menjadi keinginan untuk mencoba membeli satu atau dua produk fashion butik tersebut. Komunikasi yang ramah dengan konsumen bisa menjadi salah satu faktor juga.


Kesimpulan :

Dalam pemasaran produk fashion muslim/muslimah pada suatu butik yang belum terkenal, saya mencoba menerapkan 13P variabel Marketing Mix untuk memasarkan produk butik tersebut. Diharapkan dengan 13 variabel ini, pemasaran pada butik menjadi lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menurut anda....: